Sekapur Sirih

Website ini adalah ditujukan untuk media informasi dan komunikasi serta untuk mengepresikan baik pengetahuan ataupun keterampilan saya pada semua pihak yang berkunjung ke situs ini. Mudah-mudahan pendapat, gagasan atau wacana yang dilontarkan disini semoga bermanfaat bagi kita semua. Saya menyadari bahwa apapun yang saya utarakan disini jauh dari sempurna karena keterbatasan wawasan, baik pengetahuan maupun keterampilan saya, mohon kritik, saran demi perbaikan dari isi (konten) website ini.

Sabtu, 31 Januari 2009

Cara Membuat Flash di Blog

Untuk memasang flash ke dalam blog cukuplah mudah. Yang kamu perlukan yaitu file flash yang biasanya ber-extensi .swf lalu upload file tersebut ke hosting. misal di geocities.com ato 000webhost ato tempat hosting lainnya. File animasi flash tersebut bisa dijadikan hiasan pada blog ato bisa juga dijadikan hiasan di header sehingga membuat blog menjadi lebih animatif. Untuk memasang flash pada blog caranya sebagai berikut :

1. Login ke blogger kemudian pilih menu "Layout".
2. Kemudian klik link "Add a gadget" dimana akan ditempatkan animasi flash.
3. Pilih "HTML/Javascript" kemudian taruh script berikut :

http://blogoholic.info/wellcome.swf

" quality="high" bgcolor="white" width="500" height="100" type="application/x-shockwave-flash" pluginspage="http://www.macromedia.com/shockwave/download/index.cgi? P1_Prod_Version=ShockwaveFlash">

* Ganti "http://blogoholic.info/wellcome.swf" dengan alamat file flash kamu yang telah ditaruh di hosting.
* Ganti width="500" height="100 dengan ukuran dari file flashmu.

Mengenal Filsafat

Kata falsafah atau filsafat dalam bahasa Indonesia merupakan kata serapan dari bahasa Arab فلسفة, yang juga diambil dari bahasa Yunani; Φιλοσοφία philosophia. Dalam bahasa ini, kata ini merupakan kata majemuk dan berasal dari kata-kata (philia = persahabatan, cinta dsb.) dan (sophia = "kebijaksanaan"). Sehingga arti harafiahnya adalah seorang “pencinta kebijaksanaan”. Kata filosofi yang dipungut dari bahasa Belanda juga dikenal di Indonesia. Bentuk terakhir ini lebih mirip dengan aslinya. Dalam bahasa Indonesia seseorang yang mendalami bidang falsafah disebut "filsuf".

Definisi kata filsafat bisa dikatakan merupakan sebuah problem falsafi pula. Tetapi, paling tidak bisa dikatakan bahwa "filsafat" adalah studi yang mempelajari seluruh fenomena kehidupan dan pemikiran manusia secara kritis.[1] Hal ini didalami tidak dengan melakukan eksperimen-eksperimen dan percobaan-percobaan, tetapi dengan mengutarakan problem secara persis, mencari solusi untuk itu, memberikan argumentasi dan alasan yang tepat untuk solusi tertentu, serta akhir dari proses-proses itu dimasukkan ke dalam sebuah proses dialektik. Dialektik ini secara singkat bisa dikatakan merupakan sebuah bentuk dialog. Untuk studi falsafi, mutlak diperlukan logika berpikir dan logika bahasa.

Logika merupakan sebuah ilmu yang sama-sama dipelajari dalam matematika dan filsafat. Hal itu membuat filasafat menjadi sebuah ilmu yang pada sisi-sisi tertentu berciri eksak di samping nuansa khas filsafat, yaitu spekulasi, keraguan, dan couriousity 'ketertarikan'. Filsafat juga bisa berarti perjalanan menuju sesuatu yang paling dalam, sesuatu yang biasanya tidak tersentuh oleh disiplin ilmu lain dengan sedikit sikap skeptis yang mempertanyakan segala hal.

PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI DUNIA PENDIDIKAN

ABSTRAK

Dalam memasuki era Globalisasi sekarang ini, lembaga pendidikan mempunyai tanggung jawab mempersiapkan dan menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang mampu menghadapi semua tantangan perubahan yang ada disekitarnya yang berjalan sangat cepat.
Kemampuan serta keterampilan di berbagai bidang ilmu, termasuk kemampuan berbahasa asing ( terutama bahasa Inggris ) serta penguasaan teknologi adalah kemampuan yang harus dikuasai oleh lulusan suatu lembaga pendidikan dalam memasuki persaingan lapangan kerja baik domestik maupun luar negeri.
Menurut data secara Nasional ( Balitbang Depdiknas, 1999/2000), lulusan SLTP dan MTs, pada tahun 2000 berjumlah 2.830.727 orang. Dari sejumlah lulusan tersebut hanya 1.874.577 orang yang dapat melanjutkan kejenjang pendidikan menengah, sehingga terdapat 956.150 orang ( 33,78 % ) lulusan SLTP yang tidak dapat melanjutkan karena berbagai alasan. Jumlah anak yang belum memperoleh pendidikan jenjang pendidikan SLTA tersebut belum termasuk akumulasi lulusan tahun-tahun sebelumnya dan dimungkinkan akan terus bertambah pada tahun-tahun berikutnya. Selain itu anak usia SLTA ( 16 s.d 18 tahun ) 13.466.700 orang. Dari jumlah tersebut hanya 5.358.802 yang terdaftar sebagai siswa pendidikan menengah.
Jumlah tersebut menunjukan masih rendahnya Angka Partisipasi Kasar ( APK ) pada jenjang pendidikan menengah, yaitu 40 %.
Sementara itu lulusan SLTA yang melanjutkan keperguruan tinggi baru sekitar 33,3 %. Untuk itu, maka perlu langkah terobosan yang memungkinkan perluasan kesempatan belajar kejenjang yang lebih tinggi kepada semua kalangan masyarakat, terutama anak usia sekolah.
Menurut data dari BPS ( 2004/2005 ) Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ) Kota Tasikmalaya = 71,05 ,rata-rata lama Sekolah = 8,15 tahun , angka melek huruf = 98 , Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs -76,07 % dan SLTA 78,72 %.
Permasalahan tersebut disebabkan oleh berbagai hal yang diantaranya adalah (1) masih tingginya anak usia sekolah yang tidak dapat mengikuti pendidikan konvensional ( tatap muka ) karena faktor geografis seperti tempat tinggal mereka jauh dari sekolah. (2). Banyaknya anak usia sekolah yang dapat mengikuti pendidikan karena faktor ekonomis seperti harus membantu orang tua mencari nafkah pada jam sekolah, dan (3) banyaknya orang yang waktu mudanya tidak mendapat kesempatan melanjutkan pendidikan dan sekarang ingin mendapat kesempatan kedua tetapi terhambat oleh pekerjaan.
Salah satu sarana yang memungkinkan terselenggaranya peningkatan kesempatan memeperoleh pendidikan adalah dengan menyelenggarakan pendidikan terbuka/jarak jauh dan dengan pemamfaatan teknologi pembelajaran seperti: video Conference, audio conference, e-learning, CD interactive, dan lain – lain. Sistem ini memberi peluang kepada semua lapisan masyarakat, karena dapat memberikan kemungkinan dan kemudahan untuk terjadinya transaksional didaktik antara siswa dengan guru maupun teman, dalam suasana belajar yang lebih fleksibel tanpa terikat waktu dan tempat. Demikian juga guru, melalui perangkat ICT dapat mengontrol kegiatan siswa kapan saja diperlukan.
Disamping itu pula perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi khususnya untuk pendidikan menjadi topik menarik untuk dikaji mulai pakar, peneliti, praktisi serta pihak yang peduli dengan pendidikan. Berikut ini adalah pendapat dari hasil kajian dari beberapa pakar : Nurdin Ibrahim melakukan pengkajian tentang permasalahan pendidikan khususnya peninkatan mutu dan relevansi pendidikan.
Dua permasalahan ini bisa diatasi dengan pengembangan ICT khususnya internet untuk pembelajaran terutama dalam system pendidikan terbuka jarak jauh. Sudirman Siahaan melakukan penkajian terhadap pemamfaatan Teknologi dalam penyelenggaraan pendidikan terbuka jarak jauh. Menurutnya bahwa pendidikan terbuka jarak jauh dapat menggunakan berbagai variasi media mulai dari media sederhana sampai dengan teknologi terbaru disesuaikan dengan kebutuhan dan sarana yang tersedia, serta kemungkinan keterlasanaannya. ICT sudah merupakan bagian yang tak bisa dipisahkan dari kehidupan era global termasuk aspek pendidikan, dalam hal ini Uwes Anis Chaeruman menjabarkan tentang apa, mengapa dan bagaimana pengintegrasian ICT ke dalam Proses Pembelajaran.
Jaka Warshina ICT dalam pendidikan sebagai sebuah dilemma. Menurut Jaka, jika sekolah tidak memamfaatkan ICT akan sulit untuk mengikuti perkembangan zaman dan cendrung tertinggal. Sebaliknya pemamfaatan ICT disekolah dihadapkan pada berbagai kendala seperti sarana, biaya, budaya, dll. Oos M. Anwas menganalisis tentang skenario televisi dan TV Pendidikan. Menurut Oos kualitas skenario TV/ Film memiliki kontribusi terhadap mutu acara TV/film termasuk program pendidikan.
Banyak factor yang menyebabkan lemahnya scenario TV/Film yang perlu disadari pihak terkait agar acara TV/film lokal yang bermuatan pendidikan agar mampu bersaing dengan produk asing.